BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu yang
mempelajari bunyi-bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya, untuk membedakan
makna leksikal disebut fonologi
B. Tujuan Penulisan
-
Melatih diri di dalam pengembangan materi yang telah
ditentukan guna kelancaran kegiatan belajar mengajar dikampus
-
Guna memenuhi
tugas pada mata kuliah linguistik
C. Metode Penulisan
Dalam pensulisan makalah ini kami mempergunakan metode
(library research) yakni dengan cara membaca buku-buku yang relavan denagan
materi yang dibahas kemudian dianalisis dan ditambah dengan pemikiran dari
kawan-kawan
BAB II
FONOLOGI
A. Defenisi vokal
Vokal
adalah ”bunyi yang dihasilakan dengan getaran pita suara ,dan tanpa penyampitan
dalam saluran suara di atas glotis”[1]
atau dengan kata lain ,bunyi bahasa yang
arus udaranya tidak mengalami rintangan dan kualitasnya ditentukan oleh tiga factor: tinggi –
rendahnya posisi lidah ,bagian lidah yang di naikkan dan bentuk bibir pada
pembentukan vocal tersebut.
-
Klasifikasi vokal
Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan
dan diberi nama berdasrkan posisi lidah dan bentuk mulut. posisi lidah bisa
bersifat vertikal dan bersifat horizontal. secara vertikal dibedakan
adanya vokal tinggi, misalnya bunyi [i],
dan [u], vokal tengah, misalnya bunyi [e], dan [Ə]
dan vokal rendah, misalnya bunyi [a].[2]
Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan, misalnya bunyi [i], dan [e],
vokal pusat misalnya bunyi [Ə], vokal
belakang, misalnya bunyi [u], dan [o]. kemudian menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar. Disebut
vokal bundar, karena bentuk mulut membundar ketika mengucapkan vokal itu,
misalnya vokal [o] dan vokal [u]. Disebut vokal tak bundar, karena bentuk mulut
itu tidak membundar, melainkan melebar, pada waktu mengucapkan vokal tersebut,
misalnya vokal [i] dan vokal [e].
Berdasarkan posisi
lidah dan bentuk mulut tersebut kita memberi nama akan vokal-vokal itu,
misalnya: [3]
[i] adalah vokal depan
tinggi tak bundar
[e] adalah vokal depan
tengah tak bundar
[Ə] adalah vokal pusat
tengah tak bundar
[o] adalah vokal
belakang tengah bundar
[a] adalah vokal pusat
rendah tak bundar
B.
Defenisi
konsonan
Konsonan
adalah “bunyi bahasa yang dihasilkan denganmenghambat aliran udara pada salah
satu tempat di asaluran suara di atas glotis”.[4]
Dari
sumber yang lain ,konsonan adalah fonem yang bukan vokal dan dengan kata lain
di realisasikan dengan obstruksi .jadi aliran yang melewati mulut di hambat pada
tempat-tempat artikulasi .[5]
a. Bunyi
–bunyi konsonan biasanya di bedakan berdasarkan tiga patokan atau kriteria
yaitu pita suara, tempat artikulasi dan cara artikulasi. Dengan ketiga kriteria itu, juga orang memberi nama akan konsonan itu.
b.
Berdasarkan
posisi pita suara dibedakan adanya bunyi bersuara dan tak bersuara. Bunyi
bersuara, terjadi apabila pita suara hanya terbuka sedikit, sehingga terjadilah
getaran pada pita suara itu. Yang termasuk bunyi bersuara, antara lain, bunyi
[b],[d],[g], dan [c]. bunyi tidak bersuara terjadi apabila pita suara terbuka
agak lebar, sehingga tidak ada getaran pada pita suara itu. Yang
termasuk tidak bersuara, antara lain, bunyi [s],[k], [p].
Bila ditinjau dari faktor daerah
artikulasinya kosonan dapat bersifat sebagai berikut :
1.
Bunyi bilabial (huruf bibir) yaitu bunyi yang
dihasilkan dengan cara mempertemukan an tara
bibir atas dengan bibir bawah. Kedua bibir tersebut terkatup rapat sehingga
udara dari paru-paru tertahan untuk sementara waktu sebelum katupan itu
dilepaskan. Huruf-huruf yang dihasilkan adalah : [b],[p],[m]dan [ w]
2.
Bunyi labiodental, yakni konsonan yang terjadi pada
gigi bawah dan bibir atas ; gigi bawah merapat pada bibir atas. Yang termasuk
konsonan adalah [v].
3.
Bunyi laminoalveolar, yakni konsonan yang terjadi pada
daun lidah dan gusi. Dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi. Yang
termaasuk konsonan laminoaveolar adalah bunyi [t] dan [d].
4.
Bunyi dorsovelar, yakni konsonan yang terjadi pada
pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak. Yabg termasuk konsonan
dorsovelar adalah bunyi [k] dan [g].
5.
Bunyi avico-alveolars, yaitu bunyi yang dihasilkan
melalui sentuhan ujung lidah kepada gusi, sehingga menyebabkan penyempitan
keluarnya udara yang kemudian keluar secara pelan-pelan tanpa letupan. Proses
artikulasi ini melahirkan beberapa konsonan, dalam bahasa indonesia yaitu bunyi
: [s], [r], dan [z].
6.
Bunyi inter-dental adalah bunyi yang dihasilkan dengan
cara meletakkan ujung lidah antara gigi atas dan gigi bawah, tanpa menutup arus
udara secara sempurna.
7.
Bunyi foronto-
palatal, yaitu bunyi yang dihasilkan menekan daun lidah pada langit-langit
keras. Bunyi yang dhasilkan adalah [sy], [ny].
8.
Bunyi dorso-uvulars, yaitu bunyi konsonan yang di
hasilkan melalui pertemuan antara pangkal -maka terjadi letupan.
9.
Bunyi root- pharyngeals, adalah bunyi yang dihasilkan
dengan cara mendekatkan akar lidah kepada dinding rongga, tetapi tidak sampai
menyentuhnya.
10.
Bunyi golotals atau faringal, yaitu bunyi yang
dihasilakan dengan cara merapatkan dua pita suara sehingga udara dari paru-paru
yang melewati antara akar lidah dan dinding belakang rongga terhambat. Proses
artikulasi ini melahirkan huruf [h].
11.
Bunyi madio-patatals, yaitu bunyi yang dihasilkan
dengan cara menaikkan lidah bagian tengah kearah langit-langit keras tanpa
menyentuhnya. proses artikulasi ini dalam bahasa Indonesia melahirkan huruf
[y].[6]
Berdasarkan
proses artikulasinya, artinya bagaimana atau hambatan yang dilakukan terhadap
arus udara itu, dapatlah kita bedakan adanya konsonan :
1.
Hambat (letupan, plosif, stop)
2.
geseran atau flikatif
3.
paduan atau frikatif
4.
sengawan atau nasal
5.
getaran atau trill
6.
sampingan atau lateral
7.
hampiran atau oproksiman
C.
Fonologi
-
Pengertian Fonologi
Bidang linguistic
yang mempelajari, menganalisis, dan membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa
itu disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi,
dan logi yaitu ilmu.
Menurut Hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studinya,
fonologi dibedakan menjadi fonetik dan fonemik. Secara umum fonetik biasanya
dijelaskan sebagai cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda
makna atau tidak. Sedangkan fonemik adalah cabang studi fonologi yang
mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai
pembeda makna.
Marilh kita lihat percakapan ini :
Dula
: apakah tugasmu hari ini Ina?
Ina
: membuat resensi buku
Dula
: resensi buku? buku siapa?
Ina
: ah, buku dalam bahasa inggris
Dula
: dalam bahasa inggris?
Ina
: ya,kita kan mahasiswa
Dari
percakapan sependek ini kita hanya mendengar deretan bunyi baik yang
dikeluarkan oleh ina maupun dula. Bunyi-bunyi ini disebut, bunyi bahasa
yang kebetulan kita mengerti, karena
kita adalah penutur bahasa Indonesia. Seandainya ada orang jerman yang
kebetulan mendengar percakapan dula dan ina, pasti dia tidak mengerti bahasa
Indonesia. Ilmu yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya,
untuk membedakan makna leksikal disebut fonologi ( phonology).
Di Amerika istilah fonologi disebut fonemik (phonemics) sedangkan di eropa disamping fonemik terdapat pula
fonetik. Jadi, bagi sarjana di eropa, misalnya Belanda dan Inggris terdapat
fonetik dan fonologi, sedangkan di Amerika Serikat, baik fonetik maupun fonemik
dibicarakan dalam satu tataran yang disebut fonologi. [7]
Berdasarkan
pembidangan seperti itu , Verhaar menguraikan tersendiri fonetik dan kemudian fonologi. Pada buku ini,
baik fonetik maupun fonemik akan dibicarakan pada satu subbab saja yakni
fonologi. Para sarjana di eropa memisahkan persoalan fonetik dari fonologi,
karena bagi mereka “fonetik hanya menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut
perbedaan diantara, tanpa memperhatikan segi fungsionalnya”
D. Hal- hal terkait fonologi
a.
Fonem
Fonem
adalah kesatuan bunyi yang terkecil dan sistem bunyi-bunyi bahasa yang dapat
berfungsi sebagai pembeda makna. Dan fonem juga adalah merupakan objek kajian dalam ilmu fonemik.
b.
Identifikasi Fonem
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus
mencari sebuah satuan bahasa biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi, lalu
membandingkannya dengan satuan kata yang lain yang mirip dengan satuan bahasa
yang pertama. kalau ternyata kedua satuan bahasa itu mempunyai makna yang
berbeda maka dapat kita simpulkan bahwasanya bunyi tersebut adalah fonem,
karena dia bisa atau berfungsi membedakan makna kedua satuan bahasa tersebut.
Misalnya, dalam bahasa Indonesia,
kata “tajam” dengan ”talam”. Keduanya memiliki kemiripan
bunyi bahkan jumlah bunyinya sama (lima
bunyi). “Ternyata perbedaannya hanya pada bunyi “J” dan “l”. Maka dengan
demikian,dapat disimpulkan bahwa bunyi “j”
dan “l”
dalam bahasa Indonesia adalah fonem, karena berfungsi dalam membedakan makna.
Dalam bahasa arab juga ditemukan adanya fonem, misalnya pada kata “ ذنوب“ dengan “ زنوب“ yang mempunyai arti yang berbeda yaitu “dosa-dosa” dan “bulu ketiak”.
c.
Klasifikasi Fonem
Dalam kajian fonologi, fonem dapat diklasifikasikan atas dua bagian,
yaitu : fonem segmental dan fonem suprasegmental. Adapun yang dimaksud dengan fonem
segmental adalah vokal dan konsonan dalam fonologi ataupun fonem-fonem yang
berupa bunyi yang didapat sebagai hasil segmentasi terhadap arus ujaran. Dan
yang dimaksud dengan suprasegmental adalah jalinan atau susunan bunyi yang
dapat membedakan arti suatu kata dengan kata yang lain. Sedangkan yang
dimaksud dengan segmen adalah satuan
bahasa yang diabstraksikan dari suatu teks, misalnya fon atau fonem sebagai
suatu bunyi, morf atau morfem sebagai satuan gramatikal.
d. Identifikasi Fonem
Bahasa Arab Berdasarkan Klasifikasi Fonemnya
1.
Fonem vokal
Dalam pembuktian bunyi-bunyi vokal dalam bahasa arab termasuk fonem
atau tidak, dapat dilihat sebagai berikut :
a. Vokal /i/ dan /î/ misal :
سن /sinnun/ “umum atau gigi”
سېن /sÎn/ “huruf s”
Vokal /i/ dan /Î/ dalam
bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama namun dapat membedakan
makna.
b. Vokal
/a/ dan /â/ misal :
نصر /nasara/ “dia
telah menolong”
ناصر /nâsara/ “saling menolong”
Vokal
/a/ dan /â/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang hampir sama namun
dapat membedakan makna.
c.
Vokal /u/
dan /û/ misalnya :
نذر /nuzurun/ “peringatan”
نذور /nuzûrun/ “nazar”
Vokal /u/ dan /û/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem
yang hamper sama, namun dapat membedakan makna.
d.
Vokal
/i/ dan /a/ misalnya :
من /min/ “dari”
من /man/ “siapa”
Vokal /i/ dan /a/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang hampir sama, namun dapat membedakan makna.
e.
Vokal
/i/ dan /u/ misalnya :
بر /birrun/ “kebaikan”
بر /burrun/ “gandum”
Vokal /i/ dan /u/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
hampir sama, namun dapat membedakan makna.
f. vokal /a/ dan /u/ misalnya :
بر / barrun / “daratan”
بر / burrun / “gandum”
Vokal /a/ dan /u/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang
hampir sama, namun dapat membedakan makna.
2.
Fonem konsonan
Diantara
beberapa fonem yang teridentifikasi memiliki kesamaan dalam bahasa arab adalah
sebagai berikut :
a.
konsonan “ﺖ” /t/ dan “ﻄ” /t/, misalnya :
ﺗﻳﻥ / tin / ”buah tin”
ﻄﻳﻥ / tin / ”tanah”
konsonan “ﺖ” /t/ dan “ﻄ” /t/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan
dapat membedakan makna.
b.
konsonan “ﺖ” /t/ dan ”ﺪ” /d/, misalnya ;
ﺘﺏ / tabba / ”celaka,
binasa”
ﺪﺏ / dabba / ”merangkak,
merayap”
konsonan “ﺖ” /t/ dan ”ﺪ” /d/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan
dapat membedakan makna.
c. konsonan
”ﻙ”
/k/ dan ”ﻕ” /q/,
misalnya :
ﻜﻟﺏ / kalbun / ’anjing”
ﻗﻟﺏ / qalbun / ”hati”
konsonan ”ﻙ” /k/ dan ”ﻕ” /q/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
d. konsonan ”ﺪ” /d/ dan ”ﺽ” /d/, misalnya
:
ﺪﻝ / dalla / ”menunjukkan”
ﺿﻝ / dalla / ”menyesatkan”
konsonan ”ﺪ” /d/ dan ”ﺽ” /d/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
e.
konsonan ”ﺙ” /t/
dan ”ﺫ” /z/,
misalnya :
ﺛﻡ / samma / ”disana”
ﺫﻡ / zamma / ”mencela’
Konsonan ”ﺙ” /t/ dan ”ﺫ” /z/ dalam
bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
f.
konsonan ”ﺫ” /z/ dan ”ﻅ” /z/, misalnya :
ﺫﻟﻴﻝ / zalillun / ”yang
hina”
ﻅﻟﻴﻝ / zalilun / ”yang
melindungi”
Konsonan ”ﺫ” /z/ dan ”ﻅ” /z/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
g.
konsonan ”ﺱ” /s/ dan ”ﺹ” /s/, misalnya :
ﻧﺴﺭ / nasrun / “burung
garuda”
ﻧﺼﺭ / nasrun / “pertolongan”
Konsonan ”ﺱ” /s/ dan ”ﺹ” /s/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang berbeda, dan dapat membedakan makna.
h.
konsonan ”ﺱ” /s/ dan “ﺶ” /sy/, misalnya :
ﺣﺭﺱ / harasa / “menjaga”
ﺣﺭﺵ / harasya / “memburu”
Konsonan
”ﺱ” /s/ dan “ﺶ” /sy/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan
dapat membedakan makna.
i.
konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻫ” /h/, misalnya :
ﻧﺣﺭ / nahara / “menyembelih”
ﻧﻫﺭ / nahara / “membentak”
Konsonan
“ﺡ” /h/ dan “ﻫ” /h/ dalam bahasa arab
adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
j.
konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻉ” /’a/, misalnya :
ﻧﺣﻝ / nahlun / “lebah”
ﻧﻌﻝ / na’lun / “sendal”
Konsonan “ﺡ” /h/ dan “ﻉ” /’a/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan
dapat membedakan makna.
k.
konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻫ” /h/, misalnya :
ﺴﺄﻝ / sa’ala / “bertanya”
ﺴﻬﻝ / sahala / “mudah”
Konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻫ” /h/ dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan
dapat membedakan makna.
l.
Konsonan “ﺀ” /’a/ dan “ﻉ” /’a/, misalnya :
ﺑﺩﺃ / badaa / “memulai”
ﺑﺩﻉ / bada’a / “menciptakan”
Konsonan
“ﺀ” /’a/ dan “ﻉ” /’a/ dalam bahasa arab
adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
m. konsonan “ﻙ” /k/ dan “ﺥ” /kh/, misalnya :
ﺃﻛﺑﺭ / akbarun / “lebih besar”
ﺃﺧﺑﺭ / akhbarun / “mengabarkan”
Konsonan “ﻙ” /k/ dan “ﺥ” /kh/ dalam bahasa arab
adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
n.
konsonan “ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/, misalnya :
ﺑﺧﻳﺭ / bikhairin / “dengan
baik”
ﺑﻐﻴﺭ / bigairin / “dengan yang lain”
Konsonan” ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/ dalam bahasa arab
adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
o.
konsonan “ﺙ” /t/ dan “ﺱ” /s/, misalnya :
ﻟﺛﻡ / latsama / “mencium”
ﻟﺳﻡ / lasama / “mengecap”
Konsonan ” ﺥ” /kh/ dan “ﻍ” /g/ dalam bahasa arab adalah dua buah
fonem yang berbeda dan dapat membedakan makna.
p.
konsonan “ﺯ” /z/
dan ”ﺝ” /j/,
misalnya :
ﻣﺯﻟﺔ / mazallatun / “tempat
yang licin”
ﻣﺟﻟﺔ / majallatun / “majalah”
Konsonan
“ﺯ” /z/
dan ”ﺝ” /j/
dalam bahasa arab adalah dua buah fonem yang berbeda dan dapat membedakan
makna.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul., linguistik umum, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1994
Pateda, Mansoer,.Linguistik
(sebuah pengantar), Bandung : Angkasa, 1990
Sahkholid.,Pengantar Linguistik (analisis teori-teori
linguistic umum dalam bahasa arab), Medan: Nara Press, 2006
[1] Sakholid,Pengantar Linguistik ,analisis teori-teori linguistic dalam bahasa arab,(Medan,Nara
Press,2006)hal.72
[2] Chaer,Abdul., linguistik
umum (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994) hal. 113
[3] Ibid., hal. 114
[4] Sakholid,Pengantar Linguistik ,analisis teori-teori linguistic dalam bahasa arab,(Medan,Nara
Press,2006) hal. 73
[5] http://en-us.start2.mozilla.com/firefox?client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official
[6] Chaer,Abdul., linguistik
umum (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1994) hal. 117-118
[7] Pateda, Mansoer,. Linguistik sebuah pengantar, (Bandung,
Angkasa, 1990) hal. 33
Sangat bermanfaat
BalasHapusAmazing.. Jazakallah
BalasHapus